
Sumber: www.tokopedia.com
Hai sobat Wisata Loji! Sempat tidak sih kalian turut melihat prosesi siraman saat sebelum perkawinan? Nah, buat kalian yang penasaran, siraman bukan semata- mata mandi biasa, lho. Ini merupakan salah satu ritual tradisional yang kaya arti, penuh simbol, serta sarat filosofi dalam budaya Jawa dan sebagian wilayah lain di Indonesia. Ayo, kita bahas lebih dalam tentang prosesi unik ini!
Apa Itu Siraman dalam Tradisi Perkawinan?
Siraman merupakan prosesi mandi simbolis yang dicoba oleh calon pengantin selaku bagian dari rangkaian upacara adat menjelang hari perkawinan. Dalam budaya Jawa, siraman memiliki arti mensterilkan diri secara lahir serta batin. Umumnya, siraman dicoba satu ataupun 2 hari saat sebelum akad nikah ataupun resepsi.
Arti Filosofis di Balik Air Siraman
Air yang digunakan buat siraman bukan air biasa. Air ini diambil dari 7 sumber mata air yang berbeda serta diberi kombinasi bunga- bunga harum semacam mawar, melati, serta kenanga. Angka 7 sendiri dipercaya selaku simbol keberuntungan serta penyeimbang hidup. Bunga- bunga ini pula melambangkan keharuman serta keelokan hati calon pengantin.
Ritual yang Sarat Doa serta Harapan
Siraman bukan hanya ritual tradisional, tetapi pula jadi momen buat mendoakan si calon pengantin. Umumnya, orang tua ataupun sesepuh keluarga hendak menyiramkan air sembari memanjatkan doa supaya anaknya menemukan kehidupan perkawinan yang harmonis, senang, serta jauh dari permasalahan.
Busana serta Riasan yang Penuh Nuansa
Dalam prosesi siraman, calon pengantin menggunakan busana spesial semacam kain batik serta kemben. Suasananya terbuat sangat syahdu dengan riasan janur, bunga- bunga fresh, serta sofa siraman yang diucap dengan” dodhogan”. Seluruh ini menghasilkan kesan sakral serta estetik dalam satu waktu.
Siraman selaku Wujud Rasa Syukur
Tidak hanya selaku wujud persiapan, siraman pula jadi wujud rasa syukur kepada Tuhan sebab sudah hingga di sesi perkawinan. Tidak tidak sering, tangis haru memberi warna prosesi ini sebab jadi momen perpisahan simbolis antara orang tua serta anak saat sebelum membangun rumah tangga sendiri.
Tradisi yang Senantiasa Relevan di Era Modern
Meski era telah berganti serta banyak prosesi perkawinan yang dimodernisasi, tradisi siraman senantiasa bertahan. Apalagi banyak pendamping muda yang senantiasa melaksanakan prosesi ini selaku wujud penghormatan pada nilai- nilai budaya serta selaku pengingat hendak berartinya kesiapan mental serta spiritual saat sebelum menikah.
Arti Sosial dalam Prosesi Siraman
Tidak hanya buat calon pengantin, siraman pula jadi ajang silaturahmi antar keluarga serta orang sebelah. Umumnya, prosesi ini dihadiri oleh saudara dekat serta orang sebelah yang tiba buat membagikan restu serta doa. Suasananya hangat serta penuh keakraban, sangat sesuai buat menyatukan 2 keluarga besar.
Seni serta Estetika dalam Prosesi Siraman
Siraman pula jadi ajang buat menunjukkan keelokan seni tradisional. Mulai dari musik gamelan yang mengiringi, sampai tarian ataupun nyanyian khas Jawa yang melantun selama prosesi. Seluruh elemen ini menghasilkan nuansa budaya yang menarik serta berkesan mendalam untuk siapa juga yang menyaksikannya.
Pesan Moral yang Tersimpan dalam Siraman
Lebih dari semata- mata prosesi budaya, siraman mengarahkan kita tentang berartinya kebersihan hati, kesiapan diri, dan doa restu orang tua dalam membangun rumah tangga. Ini merupakan pengingat kalau perkawinan bukan cuma soal acara, tetapi pula tanggung jawab serta ekspedisi panjang yang wajib dijalani dengan hati yang bersih.
Kesimpulan
Siraman bukan cuma ritual adat, tetapi pula simbol kesiapan jiwa raga mengarah jenjang kehidupan baru. Di dalamnya ada nilai kebersihan, kesakralan, serta doa- doa penuh harapan yang mendalam. Walaupun dunia terus berganti, tradisi semacam siraman meyakinkan kalau budaya Indonesia senantiasa hidup serta layak dilindungi.